Rabu, 16 Juli 2014

PEMODELAN SISTEM

Pemodelan  sistem berawal dari bagaimana kita mencoba memahami dunia nyata ini menuangkanya menjadi sebuah model dengan beragam metode  yang ada. Tidak ada  model yang benar dan salah. Model dinilai  dari  sejauh mana  dia dapat berguna
Banyak orang yang menyangka bahwa pemodelan dipakai terutama untuk prediksi masa mendatang. Hal ini tidak sepenuhnya  salah, tapi sudah banyak ditinggalkan baik oleh kalangan akademik maupun praktisi. Perubahan ini terjadi seiring dengan makin di fahaminnya bagaimana  model dimanfaatkan dalam membantu organisasi dan bisnis dalam pengambilan keputusan

Pemodelan sistem dalam teknik industri sebetulnya lebih luas dan secara fundamental bersifat mengenalkan. Karena materi yang lebih spesifik untuk menyelesaikan sebuah permasalahan akan dapat dipelajari lebih lanjut (seperti jenis atau macam model), jika pengetahuan secara umum tentang pemodelan sistem sudah cukup dipahami. Pemodelan sistem lebih melatih untuk bisa memahami sebuah permasalahan yang ada, kemudian mencari jalan keluarnya. Jadi tidak hanya bagaimana memecahkan atau menurunkan rumus matematika, tetapi bagaimana menerapkan solusi terhadap sebuah permasalahan.
Komponen model dimulai dari menjabarkan input dan menentukan dengan jelas apa output yang diinginkan, maka model akan diperoleh.
Sistem nyata yang akan dimodelkan selalu bersifat kompleks. Untuk itu simplikasi dari problematika yang kompleks dapat dibenarkan, sebab hanya ada beberapa gambaran atau informasi dari sistem yang signifikan atau relevan  dengan tujuan  yang ingin di selidiki. Dimana model harus selalu mengundang pengertian simplikasi dan abstraksi
Pemodelan sistem dilakukan dengan fase – fase sebagai berikut:
Ø    Indentifikasi isu atau masalah, tujuan dan batasan
Ø    Konseptualisasi model dengan mengunakan ragam metode seperti diagram kotak, diagram sebab akibat, diagram stok dan flow atau diagram  sekuens
Ø    Formulasi model, merumuskan makna diagram kuantifikasi dan atau kualifikasi kompopnen model jika perlu
Ø    Evaluasi model, mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model anda yang serupa jika ada
Ø    Pengunaan model, membuat skenario – skenario ke depan atau alternative kebijakan mengevaluasi ragam scenario atau kebijakan tersebut dan pegembangan perencanaan  dan agenda bersama.
Agar model yang sudah di buat sesuai dengan yang diinginkan pemodel, maka  model harus memiliki empat karateristik dasar  sebagai berikut:
Ø    Model harus mempunyai tingkat generalisasi  yang tinggi
Ø    Model harus mempunyai mekanisme  yang transparan\
Ø    Model harus mempunyai potensi untuk dikembangkan (pengembangan model)
Ø    Model harus  mempunyai kepekaan terhadap perubahan konsumsi

1.      Jenis model
Klasifikasi perbedaan dari model memberikan pertambahan pendalaman pada tingkat kepentingannya, karena dapat dijelaskan dalam banyak cara. Model dapat dikategorikan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok pengkajian atau derajad keabstrakannya. Kategori umum adalah jenis model yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi (1) ikonik, (2) analog, dan (3) simbolik.

1.      Model Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam bentuk ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik mempunyai karakteristik yang sama dengan hal yang diwakili, dan terutama amat sesuai untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak biru) atau tiga dimensi (prototip mesin, alat). Apabila model berdimensi lebih dari tiga dimensimaka tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model simbolik.
2.      Model Analog (Model Diagramatik)
Model analog dapat mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah menurut waktu. Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena kemampuannya untuk mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji. Model analog banyak berkesusuaian dengan penjabaran hubungan kuantitatif antara sifat dan klas-klas yang berbeda. Dengan melalui transformasi sifat menjadi analognya, maka kemampuan membuat perubahan dapat ditingkatkan. Contoh model analog ini adalah kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi pada statistik, dan diagram alir.
3.         Model Simbolik (Model Matematik)Pada hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik dapat berupa bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalahsuatu persamaan (equation). Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan mudah dimengerti. Simbol persamaan tidak saja mudah dimanipulasi daripada kata-kata, namun juga lebih cepat ditangkap maksudnya. Suatu persamaan adalah bahasa universal pada penelitian operasional dan ilmu sistem, dimana dipakai suatu logika simbolis. Permodelan mencakup suatu pemilihan dari karakteristik dari perwakilan abstrak yang paling tepat pada situasi yang terjadi. Pada umumnya, model matematis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Suatu model adalah bisa statsik atau dinamik. Model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu. Model dinamik mampu menelusuri jalur maktu dari peubahpeubah model. Model dinamik lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis dunia nyata.


COMING SOON : PEMODELAN SISTEM PENINGKATAN PRODUKSI GULA TEBU