Pemodelan sistem berawal dari bagaimana kita mencoba
memahami dunia nyata ini menuangkanya menjadi sebuah model dengan beragam
metode yang ada. Tidak ada model yang benar dan salah. Model
dinilai dari sejauh mana
dia dapat berguna
Banyak
orang yang menyangka bahwa pemodelan dipakai terutama untuk prediksi masa
mendatang. Hal ini tidak sepenuhnya
salah, tapi sudah banyak ditinggalkan baik oleh kalangan akademik maupun
praktisi. Perubahan ini terjadi seiring dengan makin di fahaminnya
bagaimana model dimanfaatkan dalam
membantu organisasi dan bisnis dalam pengambilan keputusan
Pemodelan
sistem dalam teknik industri sebetulnya lebih luas dan secara fundamental
bersifat mengenalkan. Karena materi yang lebih spesifik untuk menyelesaikan
sebuah permasalahan akan dapat dipelajari lebih lanjut (seperti jenis atau
macam model), jika pengetahuan secara umum tentang pemodelan sistem sudah cukup
dipahami. Pemodelan sistem lebih melatih untuk bisa memahami sebuah
permasalahan yang ada, kemudian mencari jalan keluarnya. Jadi tidak hanya
bagaimana memecahkan atau menurunkan rumus matematika, tetapi bagaimana
menerapkan solusi terhadap sebuah permasalahan.
Komponen
model dimulai dari menjabarkan input dan menentukan dengan jelas apa output
yang diinginkan, maka model akan diperoleh.
Sistem
nyata yang akan dimodelkan selalu bersifat kompleks. Untuk itu simplikasi dari
problematika yang kompleks dapat dibenarkan, sebab hanya ada beberapa gambaran
atau informasi dari sistem yang signifikan atau relevan dengan tujuan
yang ingin di selidiki. Dimana model harus selalu mengundang pengertian
simplikasi dan abstraksi
Pemodelan sistem dilakukan dengan fase – fase sebagai berikut:
Ø Indentifikasi isu atau masalah, tujuan dan batasan
Ø Konseptualisasi model dengan mengunakan ragam metode seperti
diagram kotak, diagram sebab akibat, diagram stok dan flow atau diagram sekuens
Ø Formulasi model, merumuskan makna diagram kuantifikasi dan atau
kualifikasi kompopnen model jika perlu
Ø Evaluasi model, mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan
dunia nyata atau model anda yang serupa jika ada
Ø Pengunaan model, membuat skenario – skenario ke depan atau
alternative kebijakan mengevaluasi ragam scenario atau kebijakan tersebut dan
pegembangan perencanaan dan agenda
bersama.
Agar model yang sudah di buat sesuai dengan yang diinginkan
pemodel, maka model harus memiliki empat
karateristik dasar sebagai berikut:
Ø Model harus mempunyai tingkat generalisasi yang tinggi
Ø Model harus mempunyai mekanisme
yang transparan\
Ø Model harus mempunyai potensi untuk dikembangkan (pengembangan
model)
Ø Model harus mempunyai
kepekaan terhadap perubahan konsumsi
1.
Jenis model
Klasifikasi perbedaan dari model memberikan pertambahan pendalaman
pada tingkat kepentingannya, karena dapat dijelaskan dalam banyak cara. Model
dapat dikategorikan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok pengkajian
atau derajad keabstrakannya. Kategori umum adalah jenis model yang pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi (1) ikonik, (2) analog, dan (3) simbolik.
1.
Model
Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam
bentuk ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik mempunyai
karakteristik yang sama dengan hal yang diwakili, dan terutama amat sesuai
untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik dapat
berdimensi dua (foto, peta, cetak biru) atau tiga dimensi (prototip mesin,
alat). Apabila model berdimensi lebih dari tiga dimensimaka tidak mungkin lagi
dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model simbolik.
2.
Model
Analog (Model Diagramatik)
Model analog dapat mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah
menurut waktu. Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena
kemampuannya untuk mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji.
Model analog banyak berkesusuaian dengan penjabaran hubungan kuantitatif antara
sifat dan klas-klas yang berbeda. Dengan melalui transformasi sifat menjadi
analognya, maka kemampuan membuat perubahan dapat ditingkatkan. Contoh model
analog ini adalah kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi pada statistik,
dan diagram alir.
3.
Model
Simbolik (Model Matematik)Pada
hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai
perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik dapat berupa
bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai
adalahsuatu persamaan (equation). Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan
mudah dimengerti. Simbol persamaan tidak saja mudah dimanipulasi daripada
kata-kata, namun juga lebih cepat ditangkap maksudnya. Suatu persamaan adalah
bahasa universal pada penelitian operasional dan ilmu sistem, dimana dipakai suatu
logika simbolis. Permodelan mencakup suatu pemilihan dari karakteristik dari
perwakilan abstrak yang paling tepat pada situasi yang terjadi. Pada umumnya,
model matematis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Suatu model adalah
bisa statsik atau dinamik. Model statik memberikan informasi tentang
peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu. Model dinamik mampu
menelusuri jalur maktu dari peubahpeubah model. Model dinamik lebih sulit dan
mahal pembuatannya, namun memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis
dunia nyata.
COMING SOON : PEMODELAN SISTEM PENINGKATAN PRODUKSI GULA TEBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar